
Perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap kelompok usaha bersaing dengan ketat mulai dari desain kemasan, kecanggihan mesin sampai strategi pemasaran. Namun berbeda dengan roti bantal yang hanya menggunakan pemasaran melalui gerobak dan pasar subuh saja.
Disamping itu, para pekerja juga harus menerima upah minim. Mas Min selaku pegawai harus jeli dalam mengatur keuangan pribadinya. Sebab, ia hanya diberi upah 80 ribu per hari.
“Gaji pegawai 80 ribu bersih udah dapet makan 3x sehari sampe selesai gak ada batas jam. Kalo dibilang cukup gak cukup tapi gimana kita ngatur keuangan sendiri aja,” katanya
Harga roti bantal per satuan terbilang murah. Dari pabrik dihargai 700 rupiah per roti. Bisa dibayangkan jika bahan baku naik mereka harus tetap menyeimbangkan harga awal, karena pedagang gerobak akan mengambilnya dan menjual dengan harga 1.000-2.000 rupiah per roti.
” Dalam sekali angkut pedagang gerobak membawa 300 roti per orang, jadi tergantung kesanggupan pedagang sendiri bisa atau tidak menghabiskan 300 roti per hari. Kita bikin tergantung permintaan pedagang, jadi gak dipatokin, pedagang nyetor 700 rupiah,” sambungnya.

Memang produksi roti bantal di Jakarta sendiri terbilang banyak . Namun dimiliki oleh setiap orang yang berbeda-beda.
“Diseluruh Jakarta ada 30 bos lebih, paling banyak kampung melayu. Kalo disini setoran paling rendah,” tutpnya.